Kalijodo Sekarang Menjadi Taman Kota yang Selalu Ramai di Akhir Pekan
Kalijodo sekarang menjadi tempat hiburan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) baru yang memikat hati para pengunjungnya, khususnya warga Jakarta.
Empat segmen pecahan Tembok Berlin Patung Menembus Batas, Mural, Taman Bermain Anak, Track Sepeda dan Skateboard, menjadi magnet tersendiri yang membuatnya selalu ramai diakhir pekan.
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo
Area Kalijodo berada di sepanjang bantaran timur Banjir Kanal, di Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tepatnya di RT 001, RT 003, RT 004, RT 005 dan RT 006 pada RW 05 Kelurahan Pejagalan.
Kalijodo dulu dikenal sebagai tempat atau sarangnya hiburan malam serta prostitusi kalangan kelas bawah. Kalijodo semakin terkenal karena menjadi sorotan dalam cerita dan film Ca Bau Kan, serta telah menjadi sasaran penertiban pemerintahan DKI Jakarta.
Nama Kalijodo sendiri berasal dari kata "Kali" dan "Jodoh", yang mana pada masa lalu menjadi salah satu tempat masyarakat Tionghoa merayakan hari besar kebudayaan mereka yang dikenal dengan "Peh Cun", yakni perayaan hari keseratus dalam kalender imlek/ Lunar.
Tradisi kebudayaan Tionghoa dalam merayakan hari besar Peh Cun adalah dengan menyelenggarakan pesta air. Pesta air ini menarik kalangan muda Tionghoa yang biaya perayaannya sendiri biasanya di biayai oleh orang-orang berada dari kalangan masyarakat Tionghoa.
Pesta air ini diikuti oleh pemuda-pemudi (laki-laki dan perempuan) yang sama-sama menaiki perahu melintasi kali Angke. Yang mana setiap perahu biasanya diisi oleh tiga hingga empat perempuan dan laki-laki.
Dalam perayaan pesta air ini, apabila ada laki-laki menyukai atau senang dengan perempuan yang ada di perahu lainnya ia akan melempar kue yang bernama "Tiong Cu Pia".
Dan apabila perempuan yang dimaksud menerimanya, maka ia juga akan melempar balik dengan kue serupa. Tradisi mencari jodoh ini terus berlanjut sehingga sebutan Kali Jodoh pun melekat untuk kawasan ini.
Ada juga versi lain mengenai nama Kalijodo itu sendiri, yang mana Kalijodo memang pada awalnya adalah wilayah prostitusi terselubung. Pada tahun 1600an, banyak pelarian dari Manchuria berlabuh di Batavia, lalu mencari istri sementara atau gundik karena tidak membawa istri dari negara asalnya.
Kalijodo lah yang menjadi tempat untuk mencari istri penggantinya. Calon-calon gundik ini mayoritas didominasi oleh perempuan lokal, yang berusaha menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyikan lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali.
Pada masa tersebut, perempuan yang akan menjadi gundik tersebut disebut dengan "Cau Bau", yang bermakna perempuan, dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan pelacur.
Kendati demikian, di lokasi tersebut masih berlangsung aktivitas seksual dengan transaksi uang. Aktivitas utamanya adalah menghibur dan mendapat penghasilan, mirip konsep Geisha di Jepang.
Namun sekarang Kalijodo telah bertransformasi menjadi taman hiburan yang ramah untuk anak dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu pada tanggal 22 Februari 2017.
Kalijodo sekarang yang telah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) telah menjadi alternatif wisata murah meriah yang diperuntukkan khusus bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
Kemacetan Jakarta yang setiap hari terjadi, membuat pemerintah provinsi DKI Jakarta berusaha memberikan sesuatu yang nyaman bagi warganya. Untuk itulah pemerintah DKI Jakarta membangun ruang terbuka hijau dan ruang publik terpadu ramah anak yang berlokasi di Kalijodo sekarang. Dan selalu ramai dikunjungi warga Jakarta, apalagi pada akhir pekan.
Kawasan Kalijodo ini luasnya 1,4 hektar yang telah dilengkapi dengan beragam fasilitas, seperti:
- Taman
- Monumen
- Jogging Track
- Bicycle Track
- Skate Park
- Amphitheater
- Mushola
- Kios-kios
- Outdoor Fitness
- Toilet, dan
- Sound System
Selain itu ada pula Ruang Publik Terpadu Ramah Anak IRPTRA) seluas 5.000 meter persegi.
Untuk tiba di kawasan Kalijodo sekarang ini terbilang sangat mudah karena sudah tersedia beberapa alternatif moda transportasi publik yang menuju ke tempat tersebut.
Salah satunya adalah bus wisata yang dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang dapat dinaiki dari Balai Kota dengan tujuan akhir Kalijodo.
Alternatif transportasi lainnya adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Setiap pengunjung dengan kendaraan pribadi akan dikenakan biaya parkir.
Area tempat parkir nya sendiri sudah disediakan secara khusus sehingga akan memberikan kenyamanan bagi para pemilik kendaraan pribadi.
Sebagai area ruang publik, tentunya siapapun yang ingin masuk dan beraktivitas di kawasan RTH dan RPTRA Kalijodo sekarang ini tidaklah dipungut biaya sepeserpun, kecuali untuk parkir kendaraan pribadi.
Berbagai aktivitas untuk anak dan remaja seperti bermain skateboard, sepatu roda, berlari-lari atau menyewa becak kecil juga bisa dilakukan.
Bahkan jika ingin membawa sepeda sendiri dari rumah juga dapat pula digunakan di tempat ini.
Skate park di tempat ini dirancang sesuai dengan standar internasional, sehingga bagi para skateboarder yang ingin menjajal keahliannya dalam bermain skateboard atau pun ingin mengasah kemampuannya bisa dilakukan ditempat ini, dan semuanya gratiss...
Adanya Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo sekarang ini akan menjadi tujuan rekreasi bagi warga Jakarta yang dapat dikunjungi kapanpun.
Kalijodo sekarang telah berubah menjadi sebuah tempat tongkrongan yang asyik sekaligus menjadi tempat hunting foto instagenic, dimana terdapat lukisan mural didinding-dindingnya yang pastinya akan menghasilkan foto yang cantik serta fotogenik.
Kalijodo sekarang telah menambah nilai Ibu Kota Jakarta sebagai kota megapolitan yang identik dengan minim ruang publik menjadi kota yang ramah terhadap manusia yang mendiaminya yakni warga DKI Jakarta.
Posting Komentar untuk "Kalijodo Sekarang Menjadi Taman Kota yang Selalu Ramai di Akhir Pekan"
Posting Komentar